Contoh Resensi Novel Lama
Judul : Di Balik Kemilaunya Bulu Bulu Merak
Pengarang : Barmin
Penerbit : PT Balai Pustaka
Jumlah halaman : 64 halaman
Isi :
Suatu
hari Patra Godeg, pemimpin perkumpulan reyog Simo Mulang Joyo datang ke rumah
Parta Deng dengan maksud meminta Nardi, anak Parta Deng untuk dijadikan penari
jatil. Perkumpulan mereka hampir satu tahun tidak main karena kehilangan penari
jatilnya. Setelah dibicarakan, akhirnya Nardi mau asal sekolahnya tidak terganggu.
Setelah
dilaksanakan latihan rutin, Simo Mulang Joyo segera digebyakkan. Malam hari
menjelang pertunjukan, diadakan sesaji ke danyang desa itu agar pertunjukkan
berjalan lancar. Simo Mulang Joyo telah bangkit, telah mengembalikan
kejayaannya di masa lalu.
Tanggal
satu suro, senin legi. Sesaji sudah dilakukan untuk menyambut tahun baru saka
itu. Sorenya, perayaan diramaikan oleh tujuh perkumpulan reyog. Puncak
keramaian terjadi ketika iring-iringan reyog Simo Mulang Joyo dengan
iring-iringan reyog Macan Kuning saling pamer kemampuan. Sampai-sampai keduanya
saling unjuk kekuatan dengan bertarung. Semua berakhir setelah diamankan oleh
pihak kepolisian.
Penduduk
desa Randupitu dan sekitarnya makin gelisah dengan serangan hama padi. Penduduk
yang sudah mengikuti petunjuk Diperta dan penduduk yang masih percaya dengan
pandangan lama yang kolot menimbulkan pertentangan. Ki Suro, dukun yang sudah
menjadi kepercayaan sebagian penduduk Randupitu masih menyebarkan alasan untuk
membela diri.
Dengan
keadaan seperti ini, Kyai Bustomi serta para santri di pondok Sabilillah
mengambil tindakan dengan membakar Danyang Randupitu sebagai sumber masalah.
Tiga hari berlalu, banyak penduduk yang terserang rasa panas sampai menjerit
meronta kesana kemari seperti binatang. Ki Suro kewalahan menghadapi semua itu.
Kyai Bustomi pun bertindak. Dengan bantuan Tuhan TME, beliau dapat menyembuhkan
semua pasien.
Kini
banyak penduduk yang mendukung Kyai Bustomi dan menyesal karena merasa tertipu
oleh Ki Suro. Dengan menghilangnya Patra Godeg, perkumpulan reyo Simo Mulang
Joyo jadi tak terurus.
Sebentar
lagi diadakan lomba reyog tingkat kabupaten. Tokoh-tokoh masyarakat membuat
perkumpulan baru, yaitu ‘Reyog Singa Budaya’. Ketika malam satu Suro tiba acara
lomb` pun dilaksanakan. Reyog Singa Budaya meraih juara II dan memperoleh
cemeti perak. Dalam perjalanan pulang, rombongan sempat terhenti denan adanya
Ki Suro dan Patra Godeg yang berusaha merebut cemeti perak. Namun, dengan cepat
anak buah Kyai Bustomi meringkus mereka dan menyerahkan kepada yang berwajib.
Sejak
saat itu, penduduk mulai berpikir untuk membedakan jalan yang benar dari jalan
yang sesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar