Risiko
manajemen adalah suatu pendekatan dalam mengidentifikasi, mengontrol
ketidakpastian risiko yang mungkin dihadapi oleh individu maupun keluarga.
Tujuannya membantu individu/keluarga untuk menentukan risiko yang mungkin
terjadi, menetapkan tindakan yang harus diambil. Sehingga dapat mengurangi rasa
khawatir dan mengurangi dampak kerugian dari kemungkinan risiko tersebut.
Proses Manajemen Risiko
11.
Identifikasi Risiko
Identifikasi semua kemungkinan kerugian
yang menyebabkan persoalan keuangan yang serius, terdapat tiga kategori:
·
Risiko pribadi
-
Hilangnya
pendapatan karena kematian dini
-
Hilangnya
pendapatan karena kehilangan pekerjaan
-
Pendapatan
dan aset tidak cukup untuk melalui masa pensiun
-
Pengeluaran
biaya medis karena sakit yang lama/cacat
·
Risiko properti
-
Kerusakan
fisik langsung (direct loss), seperti
harta benda hilang atau mengalami kerusakan. Contoh: terjadi kebakaran rumah
-
Kerugian
tidak langsung (indirect loss).
Contoh: hancurnya rumah karena bencana alam sehingga perlu biaya untuk tinggal
sementara di tempat lain/ perlu biaya renovasi rumah, kehilangan pendapatan
sewa karena rumah yang disewakan terbakar.
-
Pencurian
barang berharga seperti perhiasan, barang-barang elektronik, dll.
·
Risiko kewajiban/liabilitas
22.
Pengukuran risiko
Masing-masing risiko diukur
berdasarkan severity (nilai
risiko/dampak kerugian), variasi, dan frekuensi kerugian.
33.
Pemilihan Metode Perlakuan Risiko
·
Risk control
a.
Avoid risk (menghindari risiko). Contoh: untuk menghindari
kecelakan, tidak menerobos saat lampu lalu lintas berwarna merah.
b.
Diversify (pembagian risiko). Contoh: diversifikasi
atas alternatif investasi seperti deposito, obligasi, properti, dll.
c.
Reduce risk & reduce potential loss (mengurangi dan mencegah risiko). Contoh
sederhana, memakan makanan yang sehat dan bergizi sehingga mengurangi risiko
terkena sakit.
d. Perjanjian non asuransi. Contoh: pembayaran
spp sekolah langsung dalam 1 periode/semester/tahunan daripada membayar per bulan.
·
Risk financing
a.
Non insurance transfer: mengalihkan kerugian finansial
kepada individu/keluarga/organisasi lain.
b.
Risk retention: menanggung sendiri kerugian
finansial.
-
Active: sadar dengan adanya risiko. Contoh:
menanggung biaya servis motor dari dana sendiri (emergency fund).
-
Passive: kemalasan/ketidaktahuan terhadap
risiko. Contoh: anak muda tidak ingin membeli asuransi karena merasa umurnya
masih panjang.
c. Insurance:
mengalihkan kerugian finansial kepada pihak lain, seperti kepada perusahaan
asuransi sesuai dengan kontrak polis.
44.
Review
Berkaitan
dengan tiga langkah pertama, setiap risiko baru harus terus diidentifikasi dan
diukur ulang karena sewaktu-waktu bisa berubah. Contohnya, perubahan
kebijaksanaan finansial suatu rumah tangga karena pengaruh inflasi ataupun
pendapatan baru, sehingga bagus untuk me-review manajemen risiko paling sedikit
sekali dalam setahun.
INSURANCE
Asuransi merupakan salah satu cara
pengalihan risiko. Risiko dilimpahkan dari seseorang kepada perusahaan asuransi
yang mana menanggung risiko sebagai biaya. Perusahaan asuransi dapat
menyebarkan risiko di antara pemegang polis asuransi. Dengan menggunakan
pendekatan scientific, perusahaan dapat memperkirakan loss dan memperoleh
profit.
Peranan asuransi jiwa antara lain
untuk memastikan masa depan yakni memberikan proteksi yang menggantikan
ketidakpastian maksimum (to substitute
uncertainty for maximum), serta menanggulangi risiko hidup dan kebutuhan.
Asuransi jiwa dibutuhkan karena adanya dua risiko utama dalam hidup
manusia:
-
meninggal
terlalu cepat (die too soon), perlu
dana pemutihan (biaya penguburan, hutang pribadi, dll), dana penyesuaian, dana untuk
pendapatan keluarga, dana pendidikan, dan asuransi hipotik.
-
hidup
tapi sakit dan hidup terlalu lama (live
too long), perlu dana penyembuhan dan perawatan di usia lanjut (dana
pensiun).
Sumber:
-
LA
Chapter Ten
-
Sell.stie-mce.ac.id/financialplanning
-
Modul
1 Dasar-Dasar Perencanaan Keuangan (Edisi 9 tahun 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar